(Slawi) Bertempat di Pendapa Wiragati Jalan Tapel Wates No 38, Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, Pimpinan Pusat Kejawen Maneges, menggelar acara Tahun Baru Pranata Mangsa, 1 Kasa 2934 Jawa pada hari Kamis 22 Juni 2023.
Acara yang digelar di ruang terbuka, halaman depan Pandapa Wiragati dipenuhi tamu undangan dan masyarakat sekitar. Semua antusias menikmati perayaan yang diisi dengan Puja Hastuti, Doa Lintas Agama dan Hiburan Kesenian yang diisi oleh 6 agama, 1 kepercayaan. Disamping penampilan lintas agama dan kepercayaan. Pencak Silat PSHT juga meramaikan panggung dengan memperkenalkan gerakan Wiraga, Wirama dan Wirasa. Hal yang sama dilakukan juga oleh Dalang Ki Sri Waluya. Menampilkan kesenian wayang golek dengan lakon Sigombak Sikuncung.
K.R.T. Rosa Mulya Aji, S.T, M.T, selaku Bahureksa Kejawen Maneges menjelaskan dalam gelar acara Tahun Baru Pranata Mangsa, 1 Kasa 2934 Jawa, sengaja mengundang lintas agama. Alasannya Indonesia merupakan bangsa yang pluralis. Banyak perbedaan yang terjadi. Termasuk perbedaan agama dan kepercayaan yang ada. Namun, perbedaan agama dan kepercayaan itu dijadikan sebuah kekayaan yang saling mengisi, melengkapi dan menghargai. Kerukunan antar umat beragama dan kepercayaan sangat dibutuhkan oleh anak-anak bangsa.
“Indonesia itu pluralis, dari suku, bahasa, agama, adat istiadat dan lain sebagainya. Perlu kita jaga, pupuk dan lestarikan. Perbedaan itu bukan untuk dipermasalahkan. Dalam ke Bhinnekaan itulah kita rawat bersama” tutur Rosa.
Di tempat terpisah, Ir. Doddy Haksman mengatakan, bahwa peringatan Tahun Baru Jawa – Pranata Mangsa Tahun 2023 ini sangat meriah. Panitia mengundang lintas agama dan kepercayaan, tokoh masyarakat, partai politik dan masyarakat sekitar.
“Kehadiran lintas agama tidak hanya sekedar hadir, namun ikut berpartisipasi dengan menampilkan hiburan yang disiapkan. Bahkan pemuka agama dan kepercayaan yang hadir memanjatkan doa secara bergantian” ungkap Doddy.
Suasana yang membahagiakan itu terasa lebih dalam maknanya, saat pemuka agama dari Kejawen Maneges, Buddha, Hindu, Katolik, Kristen, Konghucu dan Islam memanjatkan doa di panggung kehormatan secara bergilir satu per satu. (K.R.T)