(Slawi) Di hadapan ratusan masyarakat Desa Tapel Wates – Penusupan, Kabupaten Tegal, Lagu Jawa dengan judul : Endahing Saduluran, mengalun lembut. Diiringi gesekkan biola, denting senar gitar dan hentakkan lembut Kajon, Wanita Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Slawi menyuguhkan tembang Jawa ini. Berkisar tentang persaudaraan umat beragama tanpa membedakan satu dengan yang lain.

Dipilihnya lagu Jawa Endahing Saduluran dan ditampilkan dalam Perayaan Tahun Baru Jawa – Pranata Mangsa di Kejewen Maneges, untuk membuktikan bahwa moderasi beragama akan merekatkan manusia, tanpa memandang latar belakang agama.

“Kami sengaja memilih lagu Jawa berjudul Endahing Saduluran, untuk menunjukkan realitas, bahwa dalam perbedaan agama, kita dapat saling bertoleransi, menghargai dan menjunjung martabat manusia. Inilah cara moderasi beragama yang kami usung dalam seni dan budaya” tutur Pdt. Dr. Sugeng Prihadi selaku pendeta jemaat GKJ Slawi.

Penampilan lagu sudah diperhitungkan secara bijak. Sebagai salah satu apresiasi, sekaligus penghargaan kepada pengikut Kejawen Maneges. Apalagi lagu Jawa ini syairnya mengisahkan toleransi antar umat beragama. Pernyataan ini disampaikan oleh Dra. Noviana B. Widyarni. Salah satu aktifis jemaat di Komisi Warga Dewasa (KWD)  GKJ Slawi.

“Nilai kebersamaan dengan menjunjung toleransi kami ke depankan. Lagu yang ditampilkan ini sebagai bentuk penghargaan kepada pengikut Kepercayaan Maneges. Ada beberapa kesamaan antara GKJ dan Kejawen Maneges. Sama-sama menjunjung nilai, adat dan budaya Jawa” jelas Noviana.

Rasa suka cita karena ikut tampil mementaskan lagu melalui hentakkan kajon, yakni Okta, murid Sekolah Minggu di Komisi Anak GKJ Slawi, merasa senang. Ia ingin terus berlatih musik. Tidak hanya kajon, tetapi keyboardpun ingin dipelajari sampai tingkat mahir.. Saat ini ia masih dalam pelatihan tingkat dasar.

“Saya senang tampil di panggung, dan akan terus berlatih supaya bisa lebih baik dan terus berkembang” pungkas Okta.

Adapun penampilan yang disuguhkan 6 agama dan 1 kepercayaan adalah sebagai berikut : Islam menampilkan Jipin, Kristen menyuguhkan lagu Jawa berjudul Endahe Saduluran, Katolik mementaskan Tarian Tegal Toleransi, Hindu dengan ciri khasnya menampilkan Tari Merak, Buddha Tari Buddha Pelita Dunia, Konghucu tampil dengan Barongsai, dan Maneges sendiri tampil tari tunggal Gatotkaca. (K.R.T)

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *