Sisi lain yang terjadi dalam Sekolah Alkitab Liburan (SAL) adalah pengendalian diri dan berbagai. Anak anak mendapat perintah supaya membawa bekal makan siang dari rumah. Tentu hal ini menjadi menarik. Pertama kali dalam kegiatan gereja, anak-anak membawa bekal sendiri-sendiri. Tentu lauk pauk yang dibawa berbeda-beda.
Ada yang membawa ayam goreng, sosis, tempe, telur dan mie goreng pedas. Sewaktu makan bersama, bekal dibuka terlihat aneka macam lauk pauk. Hal yang menarik ketika Okta merasa dari rumah membawa bekal dengan lauk telur. Ternyata setelah dibuka bekalnya, telurnya tidak ada. Ia sempat melirik teman disampingnya. Terlihat disana lauk telur dadar bundar.
“Tadi dari rumah, bekal saya ada telurnya. Sekarang kok tidak ada” ujar Okta kebingungan. Lalu ia segera bergegas lari. Menghampiri ayahnya yang sedang duduk dipojok taman. Benar, menurut pengakuan ayahnya, bekalnya tertukar dengan miliknya. Begitu bekal ditukar kembali, raut wajah Okta berseri-seri.
Proses edukasipun secara alamiah terjadi. Ada yang berbagi lauk pauk. Sosis dipotong menjadi dua. Separoh diberikan pada temannya.
“Anak-anak diajar dan belajar. Secara naluri berbagi bersama. Bila kebiasaan ini terus dilakukan, nilai empati dan kasih akan terus bertumbuh” jelas Sugeng Prihadi. Rupanya ia memperhatikan sikap anak-anak. Tahu ada anak yang berbagi antara satu dengan yang lain.
Hal yang sama juga dilakukan oleh guru Sekolah Minggu. Dari antara mereka berbagi tugas. Ada yang membawa nasi, ada yang membawa kerupuk, ada yang membawa peyek, ada yang membawa sambel tumpang, ada yang membawa sayur sayuran. Semua dijadikan satu. Menjadi menu sambel tumpang. Dimakan bersama. Bagi peserta yang tidak membawa bekal dapat mengambil menu istimewa. Sambel tumpang. Terlihat guyub dan menyenangkan. Makan bersama dengan bekal yang berbeda-beda.
Ini proses kebersamaan dalam SAL. Kegiatan diakhiri dengan makan bersama, meski dengan lauk berbeda-beda. Terlihat anak-anak dapat mengendalikan diri. Tidak iri dengan bekal yang dibawa temannya. Sama sama saling menikmati. Seperti sebuah iklan di televisi : Apapun makanannya, minumnya teh botol (pabrik yang terkenal di Kota Slawi. (K.R.T.)