gkjslawi.com (Slawi) – Apa yang dilakukan setelah purna tugas? Pertanyaan sekaligus pergumulan ini harus terjawab. Sebab purna tugas atau yang lebih dikenal dengan istilah pensiun adalah kepastian. Tak seorang pekerja yang dapat menghindar. Pasti terjadi.
Kehilangan pekerjaan karena pensiun sedikit banyak membuat orang depresi. Hal ini menyangkut masalah ekonomi, harga diri dan relasi. Sindrom power menjadi bayang-bayang. Semua akan menghadapi dan melewati masa itu. So pasti yang sudah melewati akan nyaman melangkah
Seperti yang telah dipersiapkan oleh Bapak Gunawan. Seorang pekerja di Rumah Sakit. Terbiasa dengan pekerjaan anestesia. Tidak hanya di satu rumah sakit. Ada beberapa rumah sakit yang membutuhkan keahlian beliau. Pembiusan. Supaya pasien tidak merasakan sakit, manakala dilakukan pembedahan atau operasi.
Ditemui Sabtu malam (22/07/2023) bersama ibu Christin, terjadi obrolan yang mengasikkan. Teh hangat dengan sosis goreng menemani perbincangan.
“Saat ini kami menikmati hidup dalam usia tua. Bahagia. Anak-anak sudah mentas. Menjadi kepala rumah tangga di keluarganya masing-masing” ujar Christin yang duduk mendampingi suaminya. Lebih lanjut lagi ia menjelaskan kegiatan yang dilakukan saat ini. Berkebun dan merawat bunga. Menikmati hidup menua bersama suaminya.
Lalu bagaimana dengan pak Gunawan? Iapun menjelaskan kegiatan purna tugasnya. Sesuatu yang menarik adalah ia merasakan anugrah Tuhan. Dengan pensiun, dirinya mampu membaca kitab suci dari Kejadian sampai dengan Wahyu.
“Kesempatan membaca alkitab saat pensiun memacu saya. Memulai dari Kitab Kejadian sampai dengan Kitab Wahyu”. Sudah saya baca semua. Tuntas. Sekarang saya paham dan hapal ayat ayat tertentu. Ayat itulah yang menguatkan hidup kami.” Jelas Gunawan sambil memperlihatkan kedua kitab diatas meja, Satu berbahasa Indonesia dan satunya berbahasa Jawa.
Selain membaca alkitab, dirinya juga suka menyanyi lagu-lagu Jawa. Dengan iringan gitar kidung Jawa dinyanyikan. Menghayati penyertaan Tuhan di dalam kehidupan keluarganya.
Lagu Jawa Yen Nunggil Lan Gusti itupun akhirnya berkumandang. Dengan iringan gitar. Kami menyanyikan sebagai penutup perjumpaan sebelum doa. Luar biasa.