gkjslawi.com (Slawi) – Gereja tua mungkin akan selalu dibayangkan sebagai tempat yang eksotis nan romantis, sebagaimana Panbers melantunkan lagu “Gereja Tua” dengan teramat syahdu. Tapi dalam dunia nyata, itu semua bisa saja berbeda.
Nyatanya, GKJ Slawi yang masuk kategori gereja tua harus mengalami pembaruan menyeluruh, dan tidak ada seorang pun yang memandang ketuaan fisik gereja sebagai hal yang perlu dipertahankan. Ya, gereja dengan tampilan rumah penduduk sangat sederhana, yang mungkin sudah ada sejak 1960-an itu harus dibongkar total, untuk kemudian dibuat bangunan gereja yang sama sekali baru.
Gedung GKJ Slawi kondisinya memang sangat memprihatinkan dan sedari awal, ia baru mengalami sedikit perbaikan secara tambal sulam pada 2008. Memasuki kalender 2022, kebutuhan untuk memperbarui gedung GKJ Slawi secara menyeluruh menjadi sebuah keharusan yang terasa sangat mendesak.
Panitia renovasi GKJ Slawi sudah menetapkan bahwa di awal Agustus 2022 renovasi akan dimulai, dan gedung GKJ Slawi akan segera dibongkar hingga batu-bata terakhir. Menyikapi rencana tersebut, Majelis GKJ Slawi kemudian berinisiatif untuk mengadakan doa bersama sebelum gereja benar-benar diruntuhkan.
Tradisi Jawa mengenalnya sebagai “Slametan.” Setelah mengadakan rapat internal secukupnya, Majelis kemudian memutuskan untuk melaksanakan “Slametan” pada Kamis, 28 Juli 2022 jam 19.30 WIB sampai selesai. Majelis mengundang perwakilan masyarakat sekitar, perwakilan FKUB Kabupaten Tegal dan pemuka agama dari Islam, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
Sesuai yang direncanakan, acara “Slametan” dimulai tepat waktu dengan terlantunnya ucapan selamat datang dan salam khas semua agama serta ungkapan terima kasih dari MC yang dibawakan oleh mbak Yermi. Selanjutnya acara pun mengalir jernih. Mulai dari ucapan selamat datang yang disampaikan oleh perwakilan Majelis GKJ Slawi: Pnt. Heriadi; penyampaian permohonan izin kepada masyarakat oleh ketua panitia renovasi: Salu Panggalo, S.H.; sambutan H. Drs. Badrodin, M.Si. selaku perwakilan FKUB Kabupaten Tegal, hingga sambutan dari tokoh masyarakat sekitar yang disampaikan oleh Khaerudin.
Acara kemudian berpuncak pada doa bersama lintas agama untuk kelancaran dan keselamatan renovasi gedung GKJ Slawi. Doa masing-masing agama didaraskan oleh H. Syafig Zukri (Islam), Pdt. Sugeng Prihadi (Kristen), Ir. Doddy Haksman (Katolik), Ida Bagus Nyoman Laksana, S.H. (Hindu), Pdt. Muda Khemawati Sunarni, S.Ag (Buddha), dan Hendra Wijaya (Kong Hu Cu).
Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan jamuan makan malam sederhana yang telah disiapkan oleh Majelis GKJ Slawi yang sehari sebelumnya telah memesan hidangan tersebut dari warung di belakang gereja. Pasca jamuan makan malam, acara diakhiri dengan bersalam-salaman dan pemberian berkat kepada tamu undangan.
Acara “Slametan” berlangsung dengan khidmat dan penuh kasih. Semua pulang dengan membawa damai sejahtera dan harapan bagi terlaksananya renovasi gedung GKJ Slawi. Tuhan memberkati. (Trianto)