Selintas dalam kenangan apa yang terjadi di tanggal 1 Agustus 2022? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kenangan adalah : sesuatu yang membekas dalam ingatan. Sebuah kesan. Tidak sedikit kenangan oleh orang orang dijadikan guratan rasa. Diunggah di media sosial. Hidup terlihat dengan guratan kenangan. Yah, kenangan menjadikan seseorang memiliki semangat melangkah maju ke depan.

Renovasi Gereja

Susan Gale menuliskan kata, bahwa kenangan lama itu seperti kopi dengan krim dan gula. Saat diaduk, keduanya bisa menjadi lembut dan manis. Itulah kenangan dengan berbagai ungkapan, untuk mengatakan keindahan waktu pada saat itu. Peristiwa yang pernah terjadi.

Seperti sebuah kenangan manis, terjadi di jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Slawi. Kerinduan memiliki gedung gereja yang nyaman, aman dan representatif. Kendati luas tanah yang ada terbatas. Namun tidak menyurutkan kerinduan jemaat.

Pak Salu Panggalo, SH. Selaku Ketua Panitia Renovasi Gedung GKJ Slawi memgatakan pembongkaran gedung gereja akan dilaksanakan tanggal 1 Agustus 2022.

“Untuk memudahkan ingatan kita, pembongkaran gedung akan dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2022. Supaya saat kita ditanya, mudah mengingatnya” ucap Salu waktu itu sebelum mengikuti Persekutian Doa Pembongkaran Gedung Gereja.

Renovasi Gereja

Senin, (1/08/2022) pukul 08.00 WIB, Persekutuan doa dilaksanakan di dalam gereja yang sudah dikosongkan barang-barangnya. Beberapa anggota Majelis GKJ Slawi, Panitia Renovasi dan jemaat mengikuti persekutuan meski dengan posisi berdiri.

Lagu Kidung Jemaat 387:1-2, Ku Heran Allah Mau Memberi, mengawali persekutuan yang di pimpin oleh Pdt. Sugeng Prihadi. Firman dilandaskan pada Kitab Ibrani 12:2. Mata yang tertuju pada Kristus menjadi temanya.

“Sebagai orang Kristen yang percaya kepada Kristus, apapun yang akan kita lakukan harus tetap memandang kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Termasuk dalam proyek besar dengan nilai milyaran rupiah ini. Dalam renovasi, mata kita memandang pada Kristus. Sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan” jelas Pdt. Sugeng yang saat memimpin ibadah mengenakan baju Jawa lurik dan berblangkon.

Lebih lanjut lagi, Pdt. Sugeng menjelaskan tradisi Jawa di pakai. Injil dan budaya tidak bertentangan dan dapat berjalan bersama, Nilai-nilai Injil dimasukkan sebagai proses kontekstualisasi. Sepanjang tidak bertentangan, maka budaya dapat dipakai gereja dalam acara atau ritual tertentu.

Renovasi Gereja

“Memang kadang dirasakan perjumpaan Injil dan budaya dalam misi ada kalanya menimbulkan ketegangan. Apalagi jika ada kesan memaksakan. Tidak sedikit muncul penolakan akibat ketidaktahuan jemaat, terhadap budaya yang ada dari masyarakat tertentu. Tenggang rasa dan kepekaan perlu dibangun, agar Injil dapat dikomunikasi sesuai konteks budayanya masing-masing.” jelas Sugeng manakala menggunakan tradisi Jawa ‘lorodan gendeng/genteng’ sebagai simbul awal pembongkaran gedung gereja.

Pak Salu Panggalo sebagai ketua panitia renovasi pertama kali menurunkan genteng. Kemudian diserahkan pada Pdt. Sugeng Prihadi. Disusul oleh Dkn. Yermi Arnani, S.Sn selaku Majelis. Dilanjutkan oleh utusan jemaat yang hadir, yaitu Pak Ir. Risang Sri Nugroho dan Ibu Susantiningsih, S.Pd.

Memaknai prosesi panjang ke depan. Renovasi dengan pembongkaran yang disimbolkan dengan penurun genteng. Setelah beberapa genteng diturunkan, dilanjutkan pencopotan papan nama GKJ Slawi yang dilakukan oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Renovasi.

Harapan, impian dan kerinduan akan berdiri kokoh gedung gereja nantinya, di mulai tanggal 1 Agustus 2022. Sebelumnya, Majelis mengundang FKUB Kabupaten Tegal dan masyarakat setempat untuk menghadiri doa selamatan.

Persekutuan Doa

“Kami mengundang tokoh Lintas Agama dari ke enam agama yang ada. Mereka berdoa satu persatu untuk proses pembongkaran dan renovasi gedung gereja. Masyarakat setempat menyaksikan ritual doa selamatan yang dirancang oleh Majelis” ucap Yermi Arnani yang waktu itu menjadi Master of Ceremony.

Sekarang sudah tanggal 1 Agustus 2023. Sudah satu tahun proses pembongkaran dan renovasi berjalan. Seiring dengan waktu, sekarang nampak bangunan gedung gereja. Terlihat kokoh. Meski belum 100 persen jadi. Menjulang nyata, menara gereja dan bangunanya di Kampung Arab.

Gereja yang berlokasi di tengah pemukiman. Dirancang ramah pada lingkungan, sekaligus ber-moderasi beragama. Satu tahun sudah berjalan. Dapat dikata lambat, namun pasti gereja akan berdiri dan  bersaksi tentang kebaikkan Tuhan Allah,  di dalam kehidupan jemaat GKJ Slawi.

Inilah kenangan manis. Satu langkah awal perjalanan tepat pada tanggal 1 Agustus, ntuk mewujudkan langkah selanjutnya, sesuai dengan harapan bersama. (K.R.T.)

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *