Ibadah Minggu, 13 Agustus 2023 ini terasa berbeda. Ya, itu karena adanya Tukar Pelayan Firman (TPF) Klasis Pekalongan Barat. Dalam TPF kali ini, GKJ Slawi dilayani oleh Pdt. Joseph Kristanto, pendeta dari GKJ Pemalang; sedangkan Pdt. Sugeng Prihadi melayani di GKJ Mejasem. Mengingat GKJ Slawi masih dalam tahap penyempurnaan renovasi, maka ibadah di GKJ Slawi dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada jam 07.00 WIB dan 09.00 WIB. Meski terbagi, kedua ibadah ini nyatanya dihadiri oleh jemaat dengan jumlah yang relatif banyak. Ibadah pertama dihadiri oleh 69 jemaat dari wilayah Pangkah dan Procot-Kudaile, sedangkan ibadah kedua dihadiri oleh 87 jemaat dari wilayah Slawi.
Tema kotbah pada ibadah kali ini adalah “Diselamatkan karena Percaya.” Mengawali kotbahnya, Pdt Joseph menyampaikan bahwa berkat Tuhan sungguh sangat luar biasa dan melimpah kepada jemaat GKJ Slawi karena saat ini jemaat GKJ Slawi sudah dapat menempati gedung gereja yang baru. Pdt. Joseph percaya bahwa berkat Tuhan akan senantiasa tercurah sehingga renovasi gedung GKJ Slawi dapat diselesaikan secara sempurna.
Masuk dalam inti kotbah, Pdt Joseph berkisah mengenai ayah dan anak yang akan menjual hasil pertanian mereka ke kota dengan menunggang pedati. Sang anak yang tidak sabaran mendapati banyak hal yang mengecewakan selama dalam perjalanan karena banyak hal tidak sesuai dengan keinginannya. Semua terjadi karena sang ayah ternyata lebih memilih melalui rute jalan yang jauh, bermalam di rumah saudara, hingga membantu petani yang pedatinya terperosok. Semua itu menyebabkan perjalanan menuju ke kota menjadi lebih lama. Akhirnya mereka pun tiba di kota tujuan. Betapa terkejutnya mereka. Ternyata kota itu dipenuhi api dan asap yang membumbung tinggi akibat adanya perampokan secara besar-besaran beberapa saat sebelumnya. Ayah dan anak itu tertegun. Mereka telah terselamatkan. Dengan ngeri mereka pun membatalkan niat mereka berjualan di kota dan bergegas pulang.
Merefleksikan kisah tersebut, Pdt Joseph mengatakan bahwa hidup adalah misteri. Manusia walaupan mampu membuat rancangan tetapi segala kemungkinan bisa terjadi dan tidak terelakkan. Meski demikian, di dalam ketidakpastian hidup ada pengharapan di dalamnya. Tuhan ikut terlibat. Dia yg memberikan pengharapan. Rancangan Tuhan adalah damai sejahtera dan bukan kecelakaan.
Pdt. Joseph mengatakan bahwa kita seperti anak muda dalam kisah tadi. Ketika hasil tidak sesuai dengan keinginan, kita mudah kecewa, mengeluh, dan bahkan memberontak. Tetapi, jika ada hal yg buruk, Tuhan bisa merancang hal yg baik. Ada berkah tersembunyi. Karya Tuhan justru lebih jelas ketika kita sedang menghadapi permasalahan dan penderitaan di dalam hidup kita.
Merujuk pada bacaan Injil dalam kotbah, Pdt. Joseph mengatakan bahwa pengalaman Petrus yang mencoba untuk berjalan di atas air bisa menjadi pelajaran yg berharga bagi kita. Petrus tidak menyadari bahwa ketika Tuhan Yesus berkata, “Datanglah,” maka tidak berarti semua akan berjalan mulus-mulus saja. Ada tiupan angin. Ada ketakutan. Dan itu yang membuat Petrus tenggelam.
Mengakhiri kotbahnya, Pdt. Joseph menegaskan bahwa dalam permasalahan yang besar dan situasi yang sulit, kita harus tetap percaya dan berserah kepada Tuhan, karena Dialah yang memberi kita kekuatan. Dialah sumber kekuatan dan pertolongan kita. Ketika Petrus mulai tenggelam, ia tahu apa yang harus dilakukan. Ia minta tolong kepada Tuhan Yesus; dan Tuhan Yesus pun mengulurkan tanganNya. Petrus ditolong dan selamat. Seperti Petrus, itu pulalah yang harus kita lakukan. Tuhan adalah sumber kekuatan dan penolong kita. Amin. Kotbah pun berakhir.
Selepas kotbah dan waktu hening, ibu-ibu Majelis GKJ Slawi membawakan lagu “Pancasila Rumah Kita.” Suaranya merdu bergema di gedung gereja yang baru. Indah mewarnai ibadah di bulan kebangsaan ini.
Setelah menerima berkat dari Tuhan, ibadah kemudian diakhiri dengan pujian penutup “Tenaglah Kini Hatiku.” Selanjutnya Pendeta dan Majelis bersalam-salaman dengan jemaat yang berderet rapi untuk keluar dari gereja.
Seusai ibadah, Pdt. Joseph tidak langsung pulang tapi bergabung dengan para pemuda GKJ Slawi yang menyelenggarakan acara lutisan. Hari itu semuanya berjalan dengan menyenangkan. Berkat Tuhan memang sungguh luar biasa dan sangat melimpah.